BARRU - Diera modern sekarang ini, Mappalili dirangkaikan dengan kegiatan-kegiatan musyawarah mufakat seperti penentuan kapan turun sawah, varietas apa yang disepakati, kapan menabur benih, kapan melakukan pertanaman, pemupukan dan antisipasi terhadap penganggu tanaman dan kesepakatan kapan panen.
Hal ini disampaikan oleh Bupati Barru Ir. H. Suardi Saleh, M.Si., saat menghadiri acara ritual Mappalili (Turun Sawah) Tahun 2024 di Makkitapole, dusun Lojie, desa Bojo, kecamatan Mallusetasi, kabupaten Barru, pada Senin (6/11/2023).
"Ritual hari ini adalah tradisi turun sawah setiap Musim Tanam. Tradisi Mappalili ini dimbil dari kata Palili yang bermakna mengelilingi, memagari, menjaga. Tujuannya agar hasil panen InsyaAllah sesuai dengan yang kita harapkan semua", kata Suardi Saleh.
Bupati dua periode ini menambahkan, kunci keberhasilan khususnya pertanian adalah konsisten terhadap kesepakatan yang telah di putuskan bersama.
Sebelumnya, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Ahmad, MM mengatakan, musim tanam tahun 2023/2024 kemungkinan akan dipengaruhi kondisi hujan yang diperkirakan tidak normal sehingga para petani betul-betul harus memanfaatkan air semaksimal mungkin.
"Oleh karena itu, kami mengingatkan untuk suksesnya musim tanam tahun ini, ikuti petunjuk termasuk memilih benih yang di rekomendasikan", ujar Ahmad.
Kegiatan tersebut juga turut dihadiri para kepala OPD, Camat Mallusetasi H. Nompo Nasruan, Kapolsek Mallusetasi Iptu Sultan, Danramil 1405-05 Mallusetasi Pelda Muh. Tahir, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian A. Bahtiar, STP, MP, Kades Bojo Ir. H. Tuppu Bulu Alam, MM, Pewakap tanah pekuburan Desa Bojo dari Unibos, Dr. H. Mas'ud Muhammadiyah, M. Si., juga Penyuluh Pertanian, para Gapoktan, Kelompok Tani, KUA kecamatan Mallusetasi.
(Ahkam/syam)